Hal Penting Yang Bisa Dipelajari dari Film “The Social Network”

“The Social Network” merupakan salah satu film yang berkisah tentang perjuangan Mark Zuckerberg dalam membangun Facebook, salah satu jejaring sosial terbesar di dunia. Dalam film ini, dikisahkan perjuangan Mark dari awal mula mendirikan Facebook, melakukan promosi dan ekspansi besar-besaran, menghadapi tuntutan hukum dari rival serta sahabat dekatnya, hingga berhasil menjadi sosok milyuner termuda di dunia.
Film ini sendiri dibuat berdasarkan novel yang ditulis oleh Ben Mezrich pada tahun 2009. Ketika pada akhirnya dirilis pada tahun 2011, The Social Network  mendapat sambutan positif dari kalangan pengamat maupun penikmat film, serta berhasil memenangkan tiga gelar Academy Award dan merebut lima kategori Golden Globe.
Tak diragukan lagi, The Social Network  merupakan salah satu film wajib yang ditonton bagi Anda yang ingin memulai usaha, khususnya yang berhubungan dengan dunia internet dan teknologi. Nah, apa sajakah hal-hal yang bisa kita pelajari dari film ini? Berikut penjelasan mendetailnya dari BisnisHack.
Source: DeviantArt.com via Creative Commons
1. Work smart, work hard
Dalam film The Social Network, terlihat Mark Zuckerberg mengombinasikan kemampuan untuk work smart (kerja pintar) dengan work hard (kerja keras). Digambarkan, ia tidak tidur berhari-hari untuk menyelesaikan menulis kode situs Facebook. Di saat peluncuran resmi situsnya, ia bahkan nyaris jatuh tertidur karena kelelahan menulis kode.
Selain itu, Zuckerberg juga melakukan faktor work smart. Ia bekerja dengan cerdas, memanfaatkan ide dari Winklevoss bersaudara yang belum sempat dieksekusi. Ia mengembangkan ide tersebut menjadi sebuah konsep yang lebih matang, yang kemudian ia gunakan sebagai fondasi dasar dalam membangun Facebook. 
2. Don’t be an asshole
Dalam film, beberapa kali Zuckerberg disebut sebagai seorang asshole (seseorang yang brengsek) karena kepribadiannya yang tidak menyenangkan. Ia cenderung merendahkan orang lain, termasuk kekasihnya sendiri, Erica Albrecht. Ia menghina sang mantan kekasih di internet setelah mereka berdua putus, mencuri ide Winklevoss bersaudara, dan pada akhirnya memecat Eduardo Saverin, sosok yang mendirikan Facebook bersama-sama dengan Zuckerberg. Yang paling parah, ia sempat dibenci oleh seluruh wanita di Harvard karena tanpa izin memajang foto mereka di website bernama Facemash dan membuat ranking berdasarkan kecantikan dan keseksian. 
Walaupun pada akhirnya ia menjadi kaya raya dan sukses, sikap buruknya ini membuatnya dibenci banyak orang, bahkan ia ditinggalkan oleh teman-teman terdekatnya sendiri.
3. If you have to be an asshole, be a rich, powerful one
Nah, jika ternyata harus menjadi seorang asshole, pastikan posisi Anda cukup kaya, cukup kuat, dan Anda sendiri memang memiliki kompetensi dan kecerdasan yang lebih dari orang lain. Walaupun sikapnya yang tidak menyenangkan, Zuckerberg tetap berhasil membuat orang lain berdecak kagum karena kompetensinya. Ia melakukan hal yang tidak sopan dengan menuntut penghargaan, padahal saat itu ia sedang dalam posisi tertuduh setelah meretas situs Harvard. Namun demikian, Zuckerberg justru membalik pernyataan bahwa hal yang dilakukan pantas untuk dihargai karena ia berhasil menemukan titik-titik lemah dalam situs Harvard yang katanya dibuat dengan sekuriti yang cukup aman.
4. Pastikan untuk menandatangani kontrak hitam di atas putih sebelum memulai proyek bisnis apapun
Kesalahan Winklevoss bersaudara adalah tidak memiliki perjanjian resmi hitam di atas putih saat meminta Zuckerberg mengerjakan situs mereka. Akibatnya, ketika Mark Zuckerberg merilis Facebook, tak banyak yang bisa dituntut. Winklevoss bersaudara merasa ide mereka dicuri, namun karena tidak ada bukti tertulis, mereka tak memiliki daya untuk mengambil alih kepemilikan Facebook atau menutup situs ini.
5. Rekrut orang-orang yang kompeten
Sejak awal, Zuckerberg sudah merekrut orang-orang yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang masing-masing untuk mendirikan Facebook. Selain dirinya sendiri yang merupakan seorang programmer jenius, ia juga mengajak Dustin Moskovitz, kawan satu asramanya yang memiliki kemampuan kurang lebih sama. Ia pun merekrut Eduardo Saverin, seorang putra pendiri perusahaan ternama yang memiliki bakat dalam bidang ekonomi dan marketing. Sukses Facebook semakin terasa ketika Mark Zuckerberg menggandeng Sean Parker, pendiri situs Napster yang memiliki koneksi hebat di dunia bisnis IT.
6. Jangan takut untuk memperlebar jaringan bisnis 
Pada awalnya, Facebook hanya ditujukan sebagai jejaring sosial untuk mahasiswa Harvard. Karena memiliki potensi yang bagus, Mark pun pada akhirnya memperkenalkan jejaring ini ke kampus-kampus sekitar. Karena prospeknya yang bagus, Facebook akhirnya meluas ke seluruh Amerika Serikat, merambah Eropa, hingga pada akhirnya masuk ke hampir semua negara di dunia. Oleh karena itu, jika Anda merasa bisnis Anda memiliki potensi yang bagus, jangan ragu untuk melakukan percepatan dan perluasan dengan segera.
7. Jangan terburu-buru untuk menjual slot iklan di website bisnis Anda
Iklan merupakan salah satu sumber penghasilan terbesar untuk bisnis berbasis website. Namun jangan sampai Anda terburu-buru memasang iklan di website, terutama jika situs yang Anda miliki belum memiliki reputasi yang bagus.
Dalam film The Social Network, Mark Zuckerberg sendiri selalu menentang keras ide Eduardo Saverin untuk memasang iklan di Facebook di masa-masa awal situs ini berdiri. Ia dengan tegas mengatakan bahwa “Ads aren’t cool” dan bisa merusak reputasi sebuah website jika mereka mengiklankan produk secara asal-asalan.
8. Gunakan rasa sakit hati dan kemarahan sebagai faktor yang bisa memotivasi Anda untuk menjadi lebih giat dalam berbisnis
Dalam film, salah satu titik awal yang menjadi pemicu berdirinya Facebook adalah rasa sakit hati Mark Zuckerberg ketika diputus oleh kekasihnya, Erica Albrecht. Rasa kecewa, marah, dan sakit hatinya ia lampiaskan dengan bekerja membangun berbagai macam situs, dimulai dari Facemash, hingga akhirnya berkembang ke Facebook.
Poin ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa rasa marah, kecewa, dan sakit hati justru jangan sampai membuat semangat berbisnis turun. Jadikan hal ini sebagai sumber motivasi yang bisa memperkuat semangat Anda dalam bekerja dan berkarya.