7 Hal Dengan Mudah Membuat Anda Terjebak Hutang

Hutang merupakan momok menakutkan yang selalu berusaha dihindari setiap orang. Banyak cara yang dilakuka orang untuk dapat terhindar dari hutung. Namun tidak sedikit pula yang melakukan cara yang salah. Alih – alih menjauh dari hutang, yang terjadi malah hutang yang Anda dapatkan. Di dalam artikel ini, ada beberapa hal yang sudah menjadi kebiasaan masyarakat umum yang tanpa Anda sadari dapat membuat Anda terjebak hutang. Mulai dari memiliki lebih dari satu kartu kredit, tidak menabung, tidak mempunyai rencana keuangan, dan beberapa khasus lain.

1. Memiliki lebih dari satu kartu kredit

Image Credit

Kartu kredit sebagai alat pembayaran paling praktis ini sekarang ini sudah menjalar sebagai gaya hidup. Selain itu kartu kredit memberikan banayk peluang tambahan  bagi konsumen pengguna untuk mendapatkan kemudahan baik dalam bertransaksi maupun skema pembayaran yang bis dicicil. Namun hal itu membuat orang berbondong – bondong untuk membuat banyak kartu kredit dengan berbagai macam faktor. Salah satu faktor adalah pelanggan ingin memakai manfaat cashflow baru ketika memulai transaksi sehingga akhirnya menjadi konsumtif dan terjerat utang. Menurut Elvyn G. Masassya, seorang Analisis Perbankan, hal ini akan berujung pada masalah finansial. Solusinya, ada baiknya Anda pastikan dulu jumlah kartu kredit yang digunakan, dapat Anda tangani sesuai dengan penghasilan Anda. Jangan sampai sebagian besar total penghasilan Anda tersedot untuk membayaran cicilan kartu kredit.

2. Tidak menabung

Bagi kita kaum muda, yang berusia 20-an sulit untuk menyisihkan sebagian penghasilan kita untuk ditabung. Sebab, biasanya Anda telah lepas dari tanggung jawab orang tua dan penghasilan Anda habis untuk keperluan hidup sehari – hari. Anda baru bisa mulai menabung setelah penghasilan Anda rasa cukup. namun jika saat itu datang, Anda menemukan diri Andatelah menginjak usia 50-an tanpa tabungan sama sekali.
Menabung memerlukan suatu sikap paksaan pada diri sendiri. Jika Anda memaksakan untuk menabung sejak usia dini, meskipun jumlahnya tidak begitu besar, hal tersebut lama kelamaan akan menjadi suatu kebiasaan, dan Anda akan lebih produktif kelak. Kondisi keuangan Anda pun di jamin akan jauh lebih baik di masa mendatang. Paksakan minimal 10 % dari penghasilan Anda sisihkan untuk ditabung.

3. Tidak membuat perencanaan keuangan

Kebanyakan orang masih merasa malas untuk memikirkan apa tujuan keuangnya, sehingga rencana keuangan tidak pernah terbentuk. Perencanaan uang itu sendiri adalah sebuah proses yang tidak pernah berhenti alias berkelanjutan. Hidup yang bagaikan roda yang terus berputar dapat disamakan dengan proses perencanaan keuangan. Hal ini dikarenakan keadaan keuangan seseorang atau sebuah keluarga akan berubah – ubah sejalan dengan perubahan kebutuhan keuangan, keadaan ekonomi, dan tahapan kehidupan.

 Perencanaan keuangan yang baik akan menghasilkan sebuah rencana keuangan yang jelas dan memudahkan pemilik untuk mencapai tujuan finansialnya Rencana keuangan akan menghubungkan antara sebuah tujuan finansial dengan pemilihan produk keuangan yang sesuai untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan beragam manfaatnya, sudahkah Anda memikirkan untuk membuatnya?

4. Tidak menepati perencanaan keuangan

Segala rencana yang sudah susah payah akan menjadi percuma jika Anda tidak memiliki niat untuk melakukannya. Selain itu, mereka masih tidak bisa menentukan proses implementasi yang jelas. Yang ada nanti malah rencana keuangan yang sudah dibuat akan menjadi setumpuk kertas yang tidak ada gunanya. Paling tidak hargai dirimu sendiri yang telah membuat rencana tersebut. Memang rencana tersebut tidak akan mencapai seratus persen keberhasilan. Tapi, tanpa rencana, saya yakin keberhasilan akan semaki sulit diperoleh. Karena Anda tidak tahu dengan pasti kapan akan sakit, kapan berhenti kerja dan masih banyak kemungkinan – kemungkinan yang tidak terduga. Percayalah bahwa rencana keuangan yang Anda buat dapat digunakan sebagai panduan yang bisa membantu Anda untuk mengelola penghasilan dan kekayaan yang diperoleh untuk mencapai hidup yang indah dan sejahtera.

5. Membeli sesuatu yang harganya jauh lebih besar dari gaji bulanan

Belanja adalah kegiatan yang menyenangkan. Saking menyenangkannya, sebagian orang membeli barang yang harganya jauh lebih besar dari gaji bulanannya. Hal ini dapat disebabkan karena menginginkan barang tersebut, terpengaruh orang lain, dan faktor gengsi. Ada pula yang terlalu terburu – buru untuk membeli barang tersebut karena malas memeriksa ditempat yang lain. Ambil contoh pada hipotek. Perusahaan – perusahaan mengambil keuntungan dari loyalitas konsumen dengan memberikan harga yang tinggi. Keengganan konsumen untuk berpindah ke perusahaan lain ini dalam bahasa inggris disebut customer inertia. Sebagai contoh, orang – orang berpikir terlalu banyak birokrasi yang harus mereka lewati jika ingin memindahkanhipoteknya. Padahal jika mereka mau menjalani proses tersebut, yaitu berpindah ke perusahaan hipote lainnya yang lebih murah, mereka akan menghemat jumlah uang yang cukup besar. Perumpamaannya : jika Anda pergi berbelanja, maukah Anda memiliki sebuah barang yang sebetulnya mempunyai kualitas yang tidak jauh berbeda, namun memiliki harga dua puluh persen lebih mahal?

6. Membiasakan diri untuk berhutang sejak masih muda

Hutang juga bisa menjadi suatu kebiasaan yang bisa dilakukan pada masa muda. Mulai dari hutang yang kecil – kecil seperti berhutang kepada warung makan, teman atau kerabat. Sampai dewasa dengan berhutang ke bank. Jika sudah demikian, jiwa berhutang sudah menjadi kebiasaan kita. Untuk mencegah hal itu terjadi. Anda harus bisa membedakan mana yang harus di prioritaskan terlebih dahulu. Tidak semua keinginan adalah prioritas. Ketika sudah bisa menentukan prioritas tersebut, langkah selanjutnya adalah sesuaikan barang yang dibeli dengan budget yang Anda miliki. Jika kurang, pertimbangkan kembali, apakah barang tersebut bisa di tunda atau tidak dalam membelinya. Jika tidak, mau tidak mau Anda harus berhutang pada seseorang. Maka dari itu usahakan meminjam kepada keluarga atau kerabat dekat. Sebab Anda tidak perlu takut dengan adanya bunga.

7. Membandingkan pola hidup dengan orang lain

Membandingkan pola hidup dengan orang lain terkadang membuat kita merasa menjadi kurang percaya diri. Sehingga Anda berusaha untuk mengikuti pola hidup orang lain, misalkan seorang idola. Anda berusaha untuk mengikutinya tanpa memperdulikan pendapatan Anda yang pas – pasan. Misalkan makan siang direstoran yang menjual air putih seharga lima ribu rupiah.  Jika tidak segera di hentikan, akan menyebakan masalah pada keadaan finansial. Maka dari itu, dari pada mengikuti pola hidup yang demikian, Anda sebaiknya melihat kualitas yang positif di orang tersebut dan mengaplikasikannya di dalam hidup kita.