Tata Krama Dalam Bisnis Saat Menemui Klien

Mempelajari aturan dan tata krama bisnis tidaklah sulit. Hal ini dapat dilakukan tanpa biaya sama sekali. Tata krama bisnis yang baik dapat digunakan untuk pengembangan relasi profesional bagi setiap orang bisnis dan dapat digunakan untuk meningkatkan peluang sukses mereka. Para klien benar-benar ingin melakukan bisnis dengan orang-orang yang membuat mereka nyaman dan tahu bagaimana menangani dirinya dengan cara terbaik dalam berbagai situasi. Berlatih tata krama bisnis yang baik dapat menjadi investasi penting untuk memperoleh lebih banyak kesuksesan.

Image Credit

1. Panggil dengan sebutan “Bapak” “Ibu”

Memanggil klien dengan sebutan yang sopan sangatlah penting dalam tata krama bisnis. Banyak kantor bisnis yang gagal mendapatkan klien karena mengabaikan cara yang  benar untuk menghormati klien. Cara yang tepat untuk menyenangkan klien adalah dengan menyapa mereka menggunakan sebutan yang sopan, selanjutnya terserah klien meminta Anda untuk memanggil mereka dengan sebutan apapun. Dalam bisnis, cara yang tepat untuk merujuk kepada seorang perempuan adalah “Ms” atau “Ibu”, terlepas dari status perkawinan mereka. Dan untuk laki-laki adalah “Mr” atau “Bapak”.

Luangkan waktu untuk mengingat nama orang yang sedang diperkenalkan kepada Anda. Nama sangat berarti bagi setiap orang. Untuk membangun hubungan dengan klien, sebaiknya menyebutkan nama mereka setidaknya tiga kali selama percakapan. Ini akan membantu mengingat nama mereka dan membuat koneksi mereka akan mengingat Anda.

2. Ucapkan terima kasih 

Ucapan terima kasih tampaknya sangat sederhana, namun dapat membuat klien merasa dihargai. Ucapan terima kasih yang disertai senyum tulus menunjukkan bahwa Anda menyukai mereka sehingga merasa lebih bersahabat dan diterima oleh Anda. Tak seorang pun akan mengatakan Anda orang pemarah jika selalu tersenyum. Senyum di wajah mempunyai arti bahwa Anda adalah orang yang bersahabat dan percaya diri.

3. Jangan memotong pembicaraan

Setiap kali seseorang mulai berbicara, jangan pernah potong pembicaraannya karena hal itu sangat tidak sopan. Agar lawan bicara merasa dihargai, sebaiknya Anda melihat matanya ketika diajak berbicara dan mendengarkan baik-baik perkataannya. Ketika Anda memasuki ruangan untuk rapat untuk bertemu klien, jangan lupa tersenyum dan memberi perhatian pada setiap orang yang hadir.

4. Tunjukkan sikap profesional

Ada beberapa sikap tubuh dan kontak fisik yang sesuai dalam bisnis, yang paling penting dan dapat diterima adalah jabat tangan. Jabat tangan adalah petunjuk non-verbal yang menunjukkan kepada orang lain mengenai watak Anda. Misalnya, jabat tangan erat dan kuat menunjukkan bahwa Anda mempunyai watak percaya diri dan terkendali. Jangan menjabat tangan klien dengan lemah karena ia tidak akan percaya untuk berkerja sama dengan Anda.

Kebanyakan orang benci memperkenalan kenalannya kepada kliennya, karena mereka tidak tahu bagaimana cara yang profesional. Memperkenalkan orang lain dengan penuh keyakinan adalah cara yang bagus untuk mengesankan klien. Dalam bisnis, perkenalan ditentukan oleh orang yang didahulukan. Orang yang memegang posisi otoritas tertinggi dalam sebuah organisasi lebih diutamakan daripada orang lain yang bekerja di sana. Misalnya, Anda memperkenalkan presiden perusahaan kepada seorang rekan.

5. Beri perhatian penuh

Sadar atau tidak, kesan pertama membuat perbedaan utama dalam mencapai tujuan bisnis. Di era modern, kita hidup di dunia bisnis santai tapi sopan santun dalam percakapan dengan klien perlu diperhatikan. Saat bertemu klien potensial, bersikaplah ramah, dan tersenyumlah dengan tulus agar mereka merasa disukai. Beri perhatian penuh saat klien mengajak Anda berbicara. Pertahankan kontak mata dan dengarkan ucapannya baik-baik, jangan sambil memperhatikan ponsel atau hal lain di luar pembicaraan. Matikan semua ponsel dan perangkat elektronik pribadi lainnya. Sebelum berpisah, Anda dapat memberikannya kartu nama. Jika seseorang ingin mengetahui lebih lanjut tentang Anda atau ingin menemui lagi, percayalah mereka akan mencari Anda.

6. Katakan “permisi” atau “maaf” jika ingin menyanggah pendapatnya

Jangan langsung menyanggah perkataan klien apabila Anda tidak setuju dengan opininya. Kata “permisi” atau “maaf” adalah cara sopan untuk menyanggah perkataan seseorang. Jangan terus-terusan menyanggah klien karena akan membuat suasana tidak nyaman.

7. Jangan membuat klien merasa terpojok

Hindarilah melakukan hal-hal dan pembicaraan dengan topik yang membuat klien merasa terpojok. Rasa tidak nyaman yang dialami klien dapat mencegahnya melakukan kerjasama bisnis dengan Anda. Apabila merasa klien Anda tidak menyukai pembicaraan yang sedang berlangsung, gantilah topik pembicaraan menjadi lebih netral. Seorang klien baru bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Menjaga komunikasi positif dengan kontak baru dapat menjadi investasi yang menjanjikan, bahkan jika Anda belum benar-benar melakukan bisnis bersama-sama dengan klien baru Anda.