3 Rahasia Hati Karyawan yang Perlu Diketahui Oleh Bos

Menjadi seorang bos pasti memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Selain itu para bos juga pasti sibuk memikirkan inovasi-inovasi untuk perkembangan bisnisnya. Namun, sebagai bos, pernahkah Anda memikirkan tentang apa yang sebenarnya dipikirkan oleh karyawan Anda? Sebuah universitas baru, University of Phoenix mensurvei lebih dari 1.000 orang dewasa yang bekerja di beberapa perusahaan dan mencari informasi apa yang sebenarnya mereka pikirkan tentang bosnya.
Hasilnya sangat mengejutkan. Anda mungkin menduga bahwa karyawan hanya ingin layanan pijat dan fasilitas makan siang. Tapi ternyata mereka memiliki keinginan rahasia yang mengejutkan, keinginan mereka itu lebih berkaitan dengan kemajuan karir mereka sendiri dan bagaimana cara melakukannya. Dengan adanya fakta tersebut, para bos dapat memanfaatkan hal tersebut untuk memperoleh ide-ide tanpa harus mengeluarkan biaya sedikitpun. 
Para karyawan pasti akan senang jika para bos memberikan ruang atau kesempatan bagi mereka untuk menuangkan apa yang mereka pikirkan tersebut ke dalam tindakan nyata dan ide-ide cemerlang. Berikut ini adalah alas an mengapa karyawan berpikir bahwa mereka akan menjadi bos yang lebih baik dan apa yang mereka harapkan dari bosnya.

1. Harapan memiliki lebih banyak kesempatan
Berdasarkan hasil survei tersebut, ternyata menyatakan bahwa hampir dua pertiga dari karyawan atau 64 persen mengatakan bahwa mereka memiliki peluang karir yang terbatas pada perusahaan tersebut. Sehingga mereka berpikir jika memiliki perusahaan sendiri akan dapat melakukan hal yang lebih besar daripada apa yang dilakukan bosnya sekarang. Hal ini biasanya terjadi pada perusahaan kecil yang memiliki sedikit posisi di manajemen serta memiliki sedikit proyek baru, sehingga karyawan hanya akan melakukan hal yang sama dari waktu ke waktu. Bahkan setelah karyawan tersebut telah siap menerima posisi baru atau proyek baru.
Lalu apa yang harus dilakukan? Dua hasil survei lainnya menunjukkan bahwa lebih dari setengah dari karyawan atau 53 persen, mengaku bahwa mereka harus lebih meningkatkan karir mereka. Dan 40 persen melaporkan bahwa mereka bahkan tidak memiliki tujuan karir. Hasil ini merupakan hal penting yang harus dipahami oleh manajemen suatu perusahaan besar ataupun kecil. Mereka harus mengajak para karyawan untuk duduk bersama membahas program-program atau proyek yang akan dilakukan selanjutnya atau membahas kendala-kendala yang dialami. Dengan begini, karyawan akan merasa diberi kesempatan untuk menumpahkan apa yang mereka pikirkan. 
Anda juga harus mengatakan secara jujur prospek kesuksesan mereka di perusahaan Anda dan akan membantu mereka jika mereka ingin pendah mencari perusahaan yang lebih prospektif bagi mereka. Hal ini akan menunjukkan kepada mereka bahwa Anda peduli dengan kepentingan mereka dan tidak hanya memikirkan kepentingan Anda sendiri. Anda mungkin juga dapat menawarkan diri untuk memerikan saran atau kiat-kiat sukses jika pada suatu hari mereka ingin membuka usaha sendiri. Hasil survei menunjukkan bahwa 39 persen karyawan ingin melakukan hal itu.
2. Mereka berpikir bahwa Anda harus menawarkan lebih banyak fleksibilitas 
Memiliki bos yang baik dan mau merubah hal-hal buruknya tentu sangat diinginkan oleh para karyawan. Namun hal itu bukanlah hal yang paling diingikan oleh para karyawan. Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan oleh University of Phoenix, ternyata 32 persen responden mengingikan fleksibilitas dalam bekerja. Mereka ingin memiliki jam kerja yang fleksibel dan dapat bekerja dari jarak jauh. 
Sebagai seorang bos Anda dapat mempertimbangkan harapan para karyawan ini. Dengan mempertimbangkannya, maka akan memungkinkan karyawan untuk bekerja dari rumah. Jika tidak dapat dilakukan setiap hari, setidaknya beberapa hari dalam seminggu. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat menguntungkan bagi perusahaan, selain Anda dapat lebih menarik empati mereka karena mengabulkan harapannya, Anda juga dapat mengurangi biaya untuk makan siang karyawan. 
Jika bekerja dari rumah, karyawan akan lebih menghemat waktunya dan memiliki lebih banyak waktu untuk keluarganya. Misalnya seorang karyawan membutuhkan waktu 60 menit untuk perjalanan ke kantor dan 120 menit untuk bekerja, maka di rumah ia dapat bekerja dalam 20 menit tersebut dan mengalokasikan 60 menit waktu perjalanan untuk keluarga tercinta. Hal seperti ini tentu akan meningkatkan kinerja karyawan, karena mereka mempunyai flesibelitas dan dapat bertemu anggota keluarganya kapan saja. Hal itu menjadi kekuatan dan semangat terbesar bagi karyawan.
3. Mereka ingin Anda meningkatkan kerja sama tim 
Survei yang dilakukan University of Phoenix juga menunjukkan bahwa mereka ingin para bos meningkatkan kerjasama tim dan kolaborasi. Mereka menganggap bahwa perusahaan tidak menganggap adanya tim kerja dan hanya mengabaikannya tanpa memberikan kerpercayaan untuk menggarap suatu proyek atau merencanakan sesuatu yang penting yang diperlukan oleh perusahaan tersebut.
Mereka beranggapan bahwa tim kerja di perusahaan itu hanyalah seonggok benda mati. Ada tapi tidak hidup. Maka mereka ingin menghidupkan tim kerja tersebut untuk menjalankan aktivitas perusahaan dan mewujudkan tim kerja yang solid. Menurut mereka selama ini para bos hanya memutuskan suatu perkara berdasarkan keinginannya sendiri. Hal ini membuat mereka berpikir bahwa mereka akan menjadi bos yang lebih baik daripada bosnya sekarang suatu hari nanti.
Para karyawan hanya ingin mereka dihargai, ingin didengarkan pendapatnya. Melibatkan mereka dalam suatu pengambilan keputusan akan meningkatkan loyalitas mereka. Mereka akan merasa memiliki perusahaan Anda dan akan merasa bertanggung jawab penuh atas apa yang dibebankan dipundaknya.
Untuk itu sangatlah penting untuk membuka jalur komunikasi antara Anda, manajemen, dan karyawan serta membuat tim otonom di suatu perusahaan. Anda dapat memaksimalkan potensi kolaborasi sehingga Anda akan dapat mengembangkan perusahaan dengan kondisi yang lebih hidup, lebih cepat untuk bereaksi terhadap kondisi pasar, dan memiliki karyawan lebih terlibat dalam setiap aktivitas perusahaan.