Pahlawan Bisnis Indonesia

Kata ‘pahlawan’ berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya orang yang menghasilkan atau bisa diartikan sebagai seseorang yang berkualitas atau berguna bangsa, negara, atau agama. Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani.
Indonesia memiliki pahlawan nasional berkisar di angka 150an. Jumlah ini tentu saja tidak mengherankan mengingat lamanya perjuangan Indonesia untuk bisa merdeka dari jajahan penjajah. 
Bahkan jumlah ini hanyalah sebagian kecil jumlah pahlawan asli Indonesia, biasanya hanya pemimpin-pemimpin perjuangan saja yang dicatat sebagai pahlawan nasional, melainkan prajurit perjuangan tidak dikarenakann jumlah mereka yang terampau banyak. Izin menjadi pahlawan nasional diberikan oleh presiden, biasanya presiden akan mempertimbangkan banyak hal untuk mempertimbangakna apakah seseorang tersebut layak menjadi pahlawan nasional Indonesia.

Indonesia juga memiliki hari pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November. Hari ini dijadikan sebagai libur nasional untuk menghormati para pahlawan Indonesia yang dengan berani membela tanah air.

Pada keadaan merdeka saat ini sepertinya kita perlu memperlebar apa arti pahlawan itu. Kalau jaman dahulu pahlawan berarti orang yang melakukan perlawanan untuk melawan penjajah agar Indonesia merdeka, konsep ini tidak bisa di gunakan lagi pada saat ini. Karena dalam bidang keamanan negara atau militer tentu saja Indonesia telah lama merdeka sehingga orang-oran tidak perlu untuk mengangkat senjata untuk mengusir penjajah.
Berubahnya jaman merubah pul akonsep pahlawan. Untuk jaman saat ini pahlawan mungkin bisa kita lihat pada bidang lain selain keamanan negara. Seseorang yang ahli di suatu bidang dan memanfaatkan keahliannya tersbeut untuk kepentingan atau kemanfaatan bangsa Indonesia dapat kita sebut pahlawan. 
Misalnya orang yang ahli berpolitik dan dia menggunakan keahliannya untuk menata politik Indonesia atau menjadi tokoh politik yang memberikan banyak kemanfaatan bagi bangsa Indonesia dapat kita sebut pahlawan.
Pahlawan Bisnis Indonesia
Seperti yang disebutkan diatas bahwa seorang pahlawan bukan hanya seseorang yang berperang untuk Indonesia merdeka namun, juga orang yang bermanfaat bagi negara Indonesia. Pada artikel ini akan dibahas mengenai pahlawan bisnis Indonesia dimana para pebisnis ini tidak hanya berbisnis untuk menambah kekayaan sendiri melainkan juga memberikan manfaat baghi banyak orang. 
Empat tokoh awal merupakan pebisnis batik yang selain melakukan bisnis juga memberikan kontribusi berarti bagi perkembangan batik Indonesia, sehingga batik yang merupakan budaya miliki bangsa Indonesia bisa terus berkembang.
Karena tokoh-tokoh inilah batik mulai populer di luar negeri. Berdasarkan data eksport, batik Indonesia meningkat dari hanya 32 Juta Dollar pada tahun 2008 menjadi 300 Juta Dollar atau 3 Trilliun Rupiah pada tahun 2013, dengan Amerika Serikat, Jerman, dan Korea Selatan sebagai pasar utamanya. Menurut data dari Kementrian Perindustrian, tercatat ada 50 ribu pedagang batik, dengan tenaga kerja sebesar 100 ribu orang.
Kasom Tjokrosaputro

                                                             Kasom Tjokrosaputro
Kasom Tjokrosaputro memasuki dunia bisnis dalam PT. Batik Keris, pada tahun 1971. Seorang putri dari Handoko dan Handiman Tjokrosaputro, melanjutkan bisnis keluarganya dengan memperluas bisnis pada produksi tekstil. 
Hal penting mengenai nama bisnis yang kemudian keluarga memutuskan untuk menggunakan nama perusahaan baru yaitu Danliris atau PT. Dan Liris, mengambil dari kata Jawa “Udan Liris” berarti gerimis. Sama seperti hujan yang seperti sebuah cahaya yang jatuh di musim penghujan untuk menabur benih atau petani menabur benih agar menjadi tanaman yang kuat dan stabil. 
Sehingga bisnis Danliris diharapkan dapat ‘menumbuhkan kekayaan pemegang saham, karyawan, mitra dan masyarakat, khususnya masyarakat sekitar pabrik. Dimulai hanya dengan satu Divisi Tenun pada April 24, 1974, Dan liris kemudian cepat memperluas bisnisnya pada bidnag pemintalan, pencelupan, finishing, percetakan, serta manufaktur garmen sampai tahun 1976.
Sekarang 35 tahun kemudian, di bawah bimbingan ketua saat ini, IP Elizabeth Sindoro, istri almarhum Handiman Tjokrosaputro, tongkat telah diteruskan ke generasi ketiga, dengan Michelle Tjokrosaputro saat ini di pucuk pimpinan dengan 7.500 karyawan. 

Meskipun tantangan yang dihadapi dalam beberapa tahun terakhir, Michelle dan tim telah mempertahankan visi progresif untuk Perusahaan saat menerapkan pendekatan proaktif dan budaya kolaboratif, seperti yang digambarkan oleh motto perusahaan “Bergerak Bersama Menuju Keunggulan.”

Go Tik Swan

Go Tik Swan
Dalam Roh Indonesia, sebuah buku yang diterbitkan oleh Yayasan Batik Indonesia, Go Tik Swan disebut sebagai “artis batik yang paling dihormati dari Jawa “.

“Dia adalah guru bagi para ahli batik di seluruh dunia” bernama lengkap Kanjeng Raden Temenggung Hardjonagoro Go Tik Swan yang meninggal pada 5 November 2008. Sepanjang hidupnya, Go Tik Swan telah mendesain lebih dari 200 motif batik Indonesia, terpajang di berbagai museum international.

Go Tik Swan mengatakan,“seseorang tidak pernah bisa menjadi seniman batik yang baik kecuali ia adalah seorang ahli dalam budaya Jawa. Orang-orang yang bisa menari tarian tradisional Jawa umumnya juga bisa membatik”.
Di halaman belakang rumahnya di Kratonan, Surakarta ada sebuah bangunan bambu yang ia gunakan sebagai bengkel batiknya. Disanalah, sejumlah perempuan tua sibuk bekerja membatik.
Kreasi telah membuat batik mereka masuk ke dalam koleksi berbagai museum di Australia dan Eropa. Di antara salah satu karyanya yang disebut Batik Parang Kusuma Mega, yang didedikasikan untuk Megawati Soekarnoputri ketika ia menjadi wakil presiden.
Go Tik Swan dikenal sebagai desainer batik berpengalaman. Gayanya sebenarnya campuran dari motif warna-warni dari bagian utara Jawa Tengah dan motif sogan daerah selatan Jawa Tengah. Sogan adalah teknik pewarnaan batik di mana hanya warna lilin yang digunakan dan tidak ada yang lain.
Etty Soeliantoro Soelaiman, kepala asosiasi batikmakers lokal, Sekar Jagad, mengatakan bahwa Go Tik Swan adalah salah satu pencipta motif yang paling dihormati di Indonesia.
Go Tik Swan berperan pula membuat batik bagi ayah Megawati, presiden pertama Indonesia Soekarno, yang menginginkan dia untuk membantu melestarikan berbagai motif batik etnik dari berbagai belahan Jawa.
Seniman bertemu Sukarno pada saat ia belajar sastra Jawa di Universitas Indonesia. Pada tahun 1954 Sukarno menghadiri pesta ulang tahun universitas dan Go Tik Swan melakukan tari Jawa Gambir Anom, yang memberikan kesan yang mendalam pada presiden.
Sukarno bertemu dengannya di belakang panggung saat itu persahabatan mereka dimulai. Presiden memintanya untuk membantu mengatur wayang Jawa agar bermain sebulan sekali di Istana Negara.
Kemudian, Sukarno mengetahui bahwa Go Tik Swan berasal dari keluarga batik di Surakarta.Suatu hari, Sukarno meminta Go Tik Swan untuk membuatkannya batik dan ia bangga bisa pamer ke tamu asing saat itu.
Meskipun ia terdidik, Go Tik Swan tidak menggunakan rute teknis untuk memenuhi tugas presiden dengan melakukan studi pustaka pada batik Indonesia. Namun, ia pergi ke sentra batik Jawa bagian utara, seperti Tuban, Demak, Cirebon dan Kudus.
Di setiap kota yang dikunjunginya, Go Tik Swan tidak hanya mengamati seni, tetapi juga mencari bimbingan rohani dengan bermeditasi di tempat-tempat suci, seperti Masjid Agung Demak, Makam Sunan Bonang di Tuban dan makam Sunan Gunung Jati di Cirebon.Perjalanan spiritualnya untuk batik khas Indonesia membawanya kemana-mana.
Kemudian pada tahun 1955, ia bertemu dengan Tjan Tjoe Sien, seorang ahli dalam budaya Jawa, yang mengundangnya ke Bali. Di sana mereka tinggal di rumah Walter Spies, pelukis Belanda di desa Campuran, Ubud.Setiap malam, Go Tik Swan bermeditasi di gua dekat kediaman pelukis Belanda tersebut.
Kemudian ia pulang setelah merasa yakin konsep untuk batik khas Indonesia yang Presiden Soekarno perintahkan telah terbentuk dalam benaknya.
Go Tik Swan mempertahankan hubungannya dengan keluarga Soekarno. Ketika ia merayakan ulang tahun ke 70-nya, Hartini, salah satu istri Soekarno, memberinya fotonya dan Sukarno, dan Megawati memberinya gelas kristal.
Untuk dedikasinya pada batik, ia menerima penghargaan Budaya Bhakti Upradana pada tahun 1993 dari Pemprov Jawa Tengah. Istana Surakarta menganugerahinya gelar kehormatan kerajaan Kanjeng Raden Temenggung (KRT) Hardjonagoro. Selain itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga memberikan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma kepada Go Tik Swan di tahun 2011.
Batik tidak hanya bidang keahliannya. Ia juga berpengalaman dalam budaya Jawa, khususnya sejarah keris, arsitektur dan arkeologi. Sebagai penggemar arkeologi, rumahnya kuni seperti museum, dengan barang-barang antik yang ditempatkan di semua kamar. Pada tahun 1985, ia menyumbangkan 45 patung kuno dari koleksinya kepada pemerintah karena ia tahu bahwa artefak ini harus di bawah perlindungan pemerintah.
Iwan Tirta

Iwan Tirta
Nursjirwan Tirtaamidjaja, juga dikenal sebagai Iwan Tirta, adalah salah satu seniman batik serta desainer terkenal di Indonesia. Koleksinya terkenal dan begitu juga butik-Nya, fashion show mewah, dan desain kain. Alm. Iwan Tirta sering dikenal sebagai seseorang yang memperkenalkan batik Indonesia ke seluruh dunia.
Alm. Iwan Tirta belajar di London School of Economics dan Yale Law School. Kesukaannya pada batik berkembang ketika dia memenangkan hibah penelitian dari The John D. Rockerfeller III Fund. Alm. Iwan Tirta memulai sebuah proyek penelitian pada tarian suci Susuhunan Kerajaan Surakarta. Di sana, dikelilingi oleh kehidupan etnis Jawa Tengah, dia mengasah minat barunya dalam kain Jawa. Minatnya dirangsang oleh koleksi batik ibunya, yang termasuk beberapa batik terbaik Indonesia.
Dia segera mengakui pentingnya untuk mendokumentasikan dan melestarikan seni dan kerajinan batik. Dia melakukan tanggung jawabnya dengan mencatat evolusi batik dengan waktu berminggu-minggu yang ia habiskan di museum, kota dan desa untuk mengumpulkan sampel dan menelusuri asal-usul dan perkembangan seni batik.
Tahap kedua dari “kesadaran batik” nya memuncak pada tahun 1966 ketika ia menyelesaikan sebuah buku berjudul Pola dan Motif Batik, merinci aspek historis dan sosiologis dari batik.
Elemen desain yang direkonstruksi, dihidupkan kembali, dan up-to-date, sehingga menjaga keberadaan batik di Indonesia maupun di dunia. Desain mewah namun, tradisionalnya telah muncul di halaman-halaman majalah internasional seperti Voque, Harper Bazaar, Arsitektur Digest, New York Times, Asia Weeks, National Geographic dan lain-lain.
Pengagum setianya mulai dari setiap tingkat masyarakat, termasuk aristokrasi dan kerajaan. Dia telah mengadakan pameran dan fashion show pertama untuk wanita di  Indonesia dan bagi pemerintah Indonesia, menampilkan koleksinya untuk mengunjungi anggota kepala negara dan kerajaan seperti Ratu Elizabeth II, Ratu Sophie dari Spanyol, Ratu Juliana dari Belanda dan Bill Clinton.
Dia juga menyajikan dan merancang khusus Batik untuk setiap kepala negara yang datang untuk Konferensi Ekonomi Asia Pasifik yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1994.
Baik Ronald Reagan ataupun Bill Clinton telah memakai desain Batik dari Alm. Iwan Tirta pada acara-acara kenegaraan resmi. Dan baru-baru ini, Alm. Iwan Tirta diminta untuk merancang motif batik untuk George W. Bush dan istrinya.
Bahkan, Nelson Mandela juga begitu terpesona dengan batik sehingga menurutnya desain batik dari Alm. Iwan Tirta merupakan sebuah keharusan. Dia bersikeras membuat batik tradisional yang mendukung kemeja batiknya ketika ia dipanggil oleh Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham. Nelson Mandela juga mengenakan batik saat bertemu George Bush di ruang Oval di Washington, DC

Politisi bukan satu-satunya penggemar desain Batik dari Alm. Iwan Tirta, tetapi juga para selebriti internasional seperti Roger Moore yang terinspirasi oleh karya seninya yaitu kerajaan Indonesia.

Beberapa tahun kemudian ada saat-saat sulit juga masalah keuangan dan penyakit stroke,tetapi dia selalu setia untuk mengembangkan batik. Ia mimilih cabang baru dengan menempatkan motif batik pada keramik dan perak, dan masih bisa berjalan ke sekitar lingkungannya dengan menggunakan tongkatnya.
Baliau meninggal pada 31 Juli 2010 pada usia 75 tahun. Beliau meninggal karena komplikasi yang menyerang organ-organ utamanya.
Seni maestro rupanya juga mewariskan 6000 desain batik untuk PT. Pusaka Iwan Tirta yang akan menjaga warisan dari Alm. Iwan Tirta untuk melayani masyarakat yang mencintai desain Alm. Iwan Tirta.
Hartono Sumarsono

Hartono Sumarsono
Tidak seperti ketiga pahlawan batik sebelumnya yang merupakan seorang seniman baik, Hartono Sumarsono merupakan kolektor batik paling gila di Indonesia. Dialah yang menyelamatkan batik Indonesia yang jatuh ke tangan kolektor asing yang kemudian ia kembalikan lagi ke Indonesia.

Dari ribuan batik yang ia koleksi, 300 diantaranya dianggap sangat langka dan bagus, termasuk diantaranya batik Von Franquemont, batik dongeng Metzelaar, Padmo Soediro, serta batik Van Zuylen.

Hartono Sumarsono (57) mengenal batik sejak ia masih duduk di bangku SMA yaitu sekitar awal 1970an. Ketika itu ia ikut pamannya untuk berdagang batik di Pasar Tanah Abang. Lulus SMA, Hartono berjualan batik sendiri di pasar tanah abang juga.
Kemudian beliau suka untuk berjalan-jalan di kios-kios barang antik di jalan surabaya, Jakarta. Pengetahuannya tentang batik membuatnya masuk dalam komunitas kolektor batik antik atau batik maduran yang mempesona. Dia sangat prihatin ketika batik-batik kuno Indonesia dibawa ke luar Indonesia oleh kolektor-kolektor asing. 
Salah satu koleksi batik bagus dan langkan beliau yaitu batik biru lasem yaitu batik yang berusia 1200 tahun yang dihiasi dengan motof binatang dan guratan primitif. Pada batik itu terdapat binatang legenda kilin (singa) yang menurut mitos cina hal ini berarti merupakan kemunculan tokoh penting, selain itu ada pula burung hong yang melambaikan wanita utama, ikan makara yang malambangkan ketahanan dan perjuanag dll. 
Hartono bersama istrinya berencana untuk membuat ruang pamer untuk koleksinya agar koleksinya tersebut dapat dinikmati oleh orang banyak. Yang jelas dia tidak akan melepas koleksi batik kunonya agar batik tersebut tidka jatuh ke tangan asing.
Selain empat tokoh diatas dibawah ini merupakan pebisnis yang suka mendermawakan hartanya untuk kepentingan orang lain.
Anne Avantie (Perancang busana)

Anne Avantie

Anne Anantie lahir pada 20 Mei 1964 di Semarang dengan nama asli Sianne Avantie. Dia merupakan perancang busana yang terkenal dengan koleksi kebayanya, kebaya hasil karyanya telah dikenal pada skala internasional dan dipakai oleh para selebriti dan miss universe yang datang ke Indonesia. 

Dia menghabiskan masa mudanya tinggal di Solo bersama kedua orang tuanya yang merupakan keturunan Tionghoa. Ayahnya, Alexander memiliki usaha variasi mobil, sedangkan ibunya, Amie Indriati memiliki usaha salon. Avantie menikah dengan Yoseph Henry dan memiliki 3 orang anak yaitu Intan Avantie, Ernest Christoga Susilo dan Ian Tadio Christoga Susilo.
Sejak kecil, Anne Avantie telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia mode.Dia sering membuat kostum panggung untuk grup vokal dan tari di sekolah hingga berbagai ajang hiburan di Solo. Tahun 1989, Anne memulai kariernya sebagai perancang busana dari sebuah rumah kontrakan dengan modal 2 mesin jahit. 
Tempat usaha pertamanya itu diberi nama “Griya Busana Permatasari”.Pada mulanya, dia banyak membuat kostum untuk penari dan berbagai busana malam yang dicirikan dengan hiasan manik-manik.Hingga tahun 2010, Anne memiliki dua butik di Mall Kelapa Gading dan Roémah Pengantén di Grand Indonesia. Selain itu, Anne juga memiliki toko bernama “peendopo” yang menjual produk seni dalam negeri hasil karya usaha kecil menengah
Selain sebagai perancang busana dan pebisnis Anne juga aktif di kegiatan sosial diantaranya dia mendirikan wisma Kasih Bunda, sebuah rumah di Semarang untuk anak-anak dengan hidrosefalus dan gangguan lainnya. Dia mendukung lebih dari 800 anak sejak dia mendirikan fasilitas ini pada tahun 2002 dan membantu membayar biaya pengobatan pada anak-anak tersebut. Juga, sebagai social entrepreneur dia membiayai pelatihan dan lokakarya untuk menjahit, mahasiswa dan ibu rumah tangga.
Irwan Hidayat (Pemilik dan ketua obat herbal dan properti sidomuncul group)

Irwan Hidayat

Irwan Hidayat meurpakan pemiliki jamu Sidomuncul yang masuk dalam daftar orang jaya berhati budiman versi majalah vorbes. Dia telah menghabiskan kurang lebih 300.000.000 setiap tahun untuk acara Mudik Gratis, mudik gratis yang terkenal merupakan fasilitas untuk pekerja berpenghasilan rendah di wilayah Jakarta selama liburan Idul Fitri. 

Acara ini dimulai sejak 22 tahun yang lalu dan telah membuat total 190.000 orang kembali ke kampung halaman mereka. Sekarang menyewakan 300 bus per tahun. Sejak 2010 dia juga menghabiskan kurang lebih 20 milyar per tahun untuk operasi mata gratis bagi 12.000 orang pengidap katarak yang bekerjasama dengan 97 rumah sakit swasta dan 100 rumah sakit militer di seluruh negeri.
Jamu Sidomuncul merupakan jamu paling terkenal di Indonesia. Perusahaan ini berdiri sejak November 1951 dan saat ini telah sampai pada generasi ketiga. Bisnis Sidomuncul sebetulnya bukan bisnis yang mudah, pada sat pengalihan kekuasaan kepada Irwan perusahaan sedang mengelami masalah, sehingga rwan bekerja keras untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Perusahaan Sidomuncul terletak di areal seluas 32 hektar yang dibangun laboratorium seluas 3.000 meter persegi dengan biaya Rp 2,5 miliar dan pabrik seluas tujuh hektar, termasuk pabrik mi. Kini di areal itu juga dikembangkan sarana agrowisata seluas 1,5 hektar.
Tidak seperti perusahaan lain yang menerapkan pensiun pada usia 60 tahun. Sidomuncul masih mempekerjakan pegawai di atas usia 60 tahun bahkan salah satu yang tertua telah menginjak usai 70 tahun.
Selain dikenal dengan menggelar Mudik gratis bagi para pegawai dan masyarakat, kedermawanan Irwan juga terlihat dari keputusannya memberikan Rp 100 juta kepada petinju M Rachman. Meski kalah dari penantangnya yang merupakan petinju dari Filipina, Florante Condes, Irwan masih bersedia memberikan hadiah bagi Rachman.
Muhammad Jusuf Kalla (Wakil presiden Indonesia)

Jusuf Kalla 
Jusuf Kalla lahir pada 15 Mei 1942 di Watampone, ibu kota Kabupaten Bone di Sulawesi Selatan. Orang tuanya adalah Hadji Kalla, seorang pengusaha lokal dan Athirah, seorang wanita yang menjual sutra Bugis untuk hidup. Dia adalah anak kedua dari 10 anak-anak.
Setelah menyelesaikan sekolah SMAnya, Kalla berkuliah di Universitas Hasanuddin di Makassar. Di universitas ia aktif dalam Front Aksi Mahasiswa Indonesia, sebuah organisasi mahasiswa yang mendukung Jenderal Soeharto dalam upayanya untuk mendapatkan kekuasaan dari Presiden Sukarno. 
Kalla terpilih sebagai ketua cabang Sulawesi Selatan KAMI. Dia menunjukkan minat pada karir bidang politik, menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan ketua Divisi Pemuda Golkar ketika masih diselenggarakan di bawah format Sekretariat bersama (Sekretariat Bersama atau Sekber).
Pada tahun 1967 Kalla lulus dari Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin. Saat itu situasi ekonomi suram dan ayahnya, Hadji Kalla dianggap mematikan bisnis keluarga. Sebaliknya, Kalla memutuskan untuk mengambil alih perusahaan. Mengesampingkan kegiatan politiknya, pada tahun 1968 Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla sementara ayahnya menjadi ketua. 
Pada awalnya bisnis hanya memiliki satu karyawan dan berjalan lambat. Ibu Kalla membantu dengan perdagangan sutra dan menjalankan bisnis transportasi kecil dengan tiga bus. Seiring waktu bisnis tumbuh dan menjadi cukup sukses. NV Hadji Kalla berkembang dari bisnis perdagangan ekspor-impor ke sektor lain (hotel, pembangunan infrastruktur, dealer mobil, aerobridges, pengiriman, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa sawit, dan telekomunikasi). 

Selain menjadi CEO NV Hadji Kalla, Kalla juga CEO dari berbagai anak perusahaan dari perusahaan. Pada tahun 1977, Kalla lulus dari INSEAD, sebuah sekolah bisnis internasional di Fontainebleau, selatan Paris. “NV Hadji Kalla” sekarang dikenal sebagai Kalla Group dan merupakan salah satu kelompok bisnis terkemuka di Indonesia, khususnya di Indonesia Timur.

Saat menjadi ketua palang merah Indonesia, Kalla berjanji untuk meningkatkan bank darah nasional untuk meningkatkan pasokan bagi pasien rumah sakit dan korban bencana. Yayasannyatelah berdiri selama 29 tahun. Ini dimulai sekolah menengah pertama dan gratis untuk anak-anak dari keluarga miskin di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. 
Beliau juga telah menanam 10 ribu pohon di sepanjang hamparan 25 kilometer dari jalan pantai di Sulawesi Selatan. Yayasan ini didanai melalui Kalla Grup, yang memiliki usaha yang meliputi mobil dan properti. Dia memberi 20% dari pembangkit listrik tenaga air baru di Sulawesi Tengah untuk yayasannya.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *