Ingin Menjadi Fotografer Profesional Sekaligus Pebisnis? Lakukan 17 Tips Ini!

Bisnis yang dijalankan dengan dilandasi hobi tentu berbeda dengan bisnis yang dijalankan tanpa hobi. Berawal dari hobi kemudian menjadi bisnis memiliki makna yang berbeda dengan berawal dari bisnis kemudian menjadi hobi. Bisnis yang tidak dilandasi dengan hobi dan kecintaan terhadap bidang tersebut, akan menjadi suatu keterpaksaan. Lebih dari itu, jika tidak memiliki motivasi yang kuat, bisa berhenti di tengah jalan. Hal ini berbeda jika memulai bisnis yang dilandasi dengan hobi. 
Banyak hobi yang bisa dijadikan sebagai lahan bisnis. Salah satunya adalah fotografi. Jika Anda mempunyai hobi ini dan memiliki kemampuan yang bagus, kemudian ingin melangkah ke jenjang yang lebih serius, Anda berada di jalur yang tepat. Memang sebaiknya demikian. Jika hobi bisa berjalan beriringan dengan bisnis, mengapa tidak? Ada satu pepatah yang mengatakan bahwa ‘Jika ingin bahagia selamanya maka cintaila pekerjaanmu’’
Pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah bagaimana caranya berpindah dari fotografer yang sekedar hobi menjadi seorang fotografer profesional? Anda berada di tempat yang tepat. Tim BisnisHack sudah menyajikan tips dan triknya untuk Anda. Cukup mudah dijalankan, yang terpenting adalah membutuhkan tekad dan semangat yang kuat. Selamat mencoba. 
1. Kenali peralatan Anda

Salah satu pemahaman yang salah untuk menjadi fotografer profesional adalah tersedianya perlengkapan yang canggih. Fotografer profesional harus memiliki bergama jenis lensa, peralatan ini-itu, dan sebagainya. Dengan perlengkapan yang canggih, dapat dipastikan hasil fotografi yang didapat akan lebih optimal. Pernyataan tersebut ada benarnya, namun tidak sepenuhnya demikian. Tanpa seabrek peralatan canggih, Anda tetap bisa memulai menjadi fotografer profesional.
Kunci utamanya ketika peralatan yang dimiliki serba pas-pasan adalah kenali alat yang dimiliki sebaik mungkin. Menjadi fotografer sukses membutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang fotografi. Kenalilah peralatan yang dimiliki seperti Anda megenali sahabat. Mulailah dengan menggunakan kamera yang sederhana sebelum menggunakan kamera dengan harga puluhan juta rupiah.
Cara lain yang bisa dilakukan untuk menambah pengetahuan adalah membaca buku, majalah, dan berbagai macam artikel. Dari sumber tersebut, Anda akan mendapat berbagai macam tips dan trik terbaru untuk mengambil foto yang bagus. Setelah itu, pastikan Anda juga bisa menggunakan alat lain selain kamera seperti lampu flash atau lensa yang berbeda.
2. Ciptakan portofolio
Apa itu portofolio? Portofolio merupakan profil singkat mengenai fotografi Anda yang berisi kumpulan hasil karya yang sudah dibuat. Agar mendapat pelanggan atau agar dapat bekerja di suatu studio profesional, kegunaan portofolio mutlak diperlukan. Melalui portofolio tersebut, karya-karya terbaik Anda akan bisa berbicara. Usahakan pula Anda memiliki beragam foto yang berbeda.      
Ada beberapa tips menyusun portofolio. Usahakan tidak hanya berisi 5-10 foto tapi lebih dari itu. Lakukan pemotretan setiap hari agar bisa menghasilkan hasil yang maksimal. Foto yang dicantumkan hendaknya bukan foto yang direncanakan tapi foto yang berasal dari fenomena sehari-hari. Jika ingin melakukan foto model, cari model yang juga baru memulai karirnya. Dengan demikian, tidak perlu keluar banyak biaya untuk membayar jasa model.
3. Tentukan keahlian Anda
Jika Anda menyukai fotografi, maka fokuskan hanya pada bidang tersebut. Jika Anda menyukai fotografi di bidang pernikahan, maka fokuskan pula pada bidang tersebut. Untuk menentukan bidang tersebut, cobalah menjelajahi semua bidang fotografi mulai dari di luar ruang, di dalam ruang, di alam, portrait, landscape, dan lain-lain. Dengan mencoba semua hal, akan diketahui mana yang akan menjadi minat Anda.
Usahakan jangan terpengaruh dengan yang dikatakan orang lain. Sebagai contoh, kebanyakan fotografer menolak untuk memotret acara pernikahan karena membutuhkan banyak persiapan. Jika Anda menyukai acara pernikahan, lakukan dan terus asah kemampuan. Seiring dengan berjalannya waktu dan meningkatnya kemampuan, peluang bisnis akan mengikuti dengan sendirinya. Tentukan keahlian berdasarkan kenyamanan Anda melakuk
an hal tersebut.
4. Persiapkan dokumen yang dibutuhkan
Sebelum mulai bekerja sebagai fotografer profesional, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Salah satunya adalah dokumen. Mengapa harus memiliki dokumen? Berbicara mengenai bisnis profesional berarti berbicara tentang bisnis yang resmi dan legal. Bisnis yang resmi dan legal membutuhkan dokumen dan lisensi mulai dari perizinan dan lain sebagainya. 
Suatu bisnis yang tidak memiliki dokumen persyaratan lengkap, bisa dikategorikan sebagai bisnis yang ilegal. Cari pengacara untuk membantu pengurusan dokumen. Selain itu, akan lebih baik jika Anda juga mengasuransikan bisnis tersebut. Asuransi tersebut bisa mencakup asuransi peralatan dan asuransi kecelakaan kerja.
5. Kelola keuangan dengan baik
Ini dia, masalah yang sering menjadi kendala bagi pebisnis yang tidak memiliki pengetahuan dasar tentang pembukuan keuangan. Kasus yang masih sering terjadi adalah tercampurnya uang pribadi dengan uang perusahaan. Hal-hal sederhana yang bisa Anda lakukan adalah membuat rekening bank yang terpisah, buat catatan sederhana, jangan lupa sediakan kalkulator, serta periksa catatan setiap seminggu sekali.
Menjadi fotografer profesional berarti mau tidak mau harus memiliki modal terntentu terutama modal finansial. Pastikan Anda memiliki cukup modal untuk membiayai pengeluaran paling tidak pengeluaran selama satu tahun.  Hal ini ditujukan jika bisnis Anda mengalami kegagalan, Anda masih memiliki cadangan uang setidaknya hingga memperoleh pekerjaan baru. Sediakan pula uang tabungan sebagai cadangan untuk membeli atau mereparasi alat yang rusak.
6. Buat tujuan yang jelas
Jika Anda berniat menjalankan dengan serius hobi fotografi tersebut, bekerja tanpa tujuan yang jelas sebaiknya mulai dihindari. Tetapkan kapan Anda mencapai hasil tertentu, misalkan tetapkan kapan akan memperoleh sekian banyak gambar, sekian banyak konsumen, dan sekian banyak penghasilan. Batasan ini akan membantu Anda meningkatkan kuantitas.
Tujuan yang detail lebih baik daripada tujuan yang sifatnya masih umum. Tentukan kapan tanggal Anda mencapai sesuatu. Misalkan, pada tanggal 31 Agustus 2015 harus terkumpul 1000 gambar, dan lain-lain. Tentukan pula tanggal Anda harus mencapai penghasilan tertentu. Jika pada tanggal yang ditentukan target belum tercapai, Anda harus mengadakan evaluasi. 
7. Buat jadwal
Bisnis fotografi tidak hanya sebatas satu jam pengambilan gambar. Ada banyak proses setelah gambar diperoleh. Proses tersebut di antaranya waktu untuk mengedit gambar, bertemu dengan klien, dan menyiapkan konsep dan alat. Jika semua itu tidak dijadwalkan dengan baik maka akan bertabrakan satu sama lain. Jangan lupa juga bahwa Anda membutuhkan hari libur.
8. Ciptakan kontrak bisnis
Sebelum melakukan pengambilan gambar dengan klien, jangan lupa untuk membuat kontrak kerja terlebih dahulu. Kontrak tersebut berisi tentang hal-hal yang menjadi tanggung jawab dan yang tidak menjadi tanggung jawab perusahaan. Kontrak tersebut harus ditandangani kedua belah pihak. Tanpa adanya perjanjian tertulis, kejadian-kejadian tidak disengaja bisa menjadi masalah di kemudian hari.
9. Tentukan target konsumen
Tentukan target konsumen Anda apakah mereka berasal dari kalangan bawah, menengah, atau menengah atas. Amati fotografer lain berapa mereka mematok harga. Jangan sampai memberikan harga terlalu mahal atau terlalu murah. Pemberian harga terlalu mahal akan membuat pelanggan kabur. Sedangkan pemberian harga terlalu murah akan membuat Anda tidak semangat bekerja.
10. Pasang iklan
Salah satu bukti bahwa suatu bisnis merupakan bisnis profesional adalah iklan. Dari iklan, terbukti bahwa bisnis Anda profesional karena mempunyai cukup anggaran untuk membuat iklan. Lalu, apakah membuat iklan membutuhkan biaya yang mahal? Jawabannya tidak selalu. Beberapa media iklan yang murah adalah dengan membuat webiste sendiri, membuat kartu nama, bekerja sama dengan media-media lokal, dan membicarakan bisnis Anda dengan orang-orang yang ditemui.
Kunci yang perlu diperhatikan adalah konsumen akan menggunakan jasa fotografi Anda jika jasa Anda dapat direkomendasikan. Dengan demikian, Anda dapat mengiklankan bisnis tersebut secara efektif dan efisien. Efektif karena sesuai dengan target yang dituju. Efisien karena tidak harus mengeluarkan banyak biaya. Cukup mudah bukan? Hilangkan pandangan bahwa iklan yang efektif harus melalui surat kabar nasional, menyewa papan baliho yang cukup besar, atau melalui siaran televisi nasiona. Dari cara yang sederhana, Anda tetap dapat beriklan sesuai sasaran.  
11. Kuliah fotografi
Jika Anda menikmati hobi fotografi sejak masih muda dan memiliki kesempatan, maka sangat disarankan untuk mengambil kuliah fotografi. Kesempatan tersebut harus digunakan sebaik mungkin karena tidak semua orang bisa mendapatkannya. Jurusan fotografi tidak hanya sekedar memberikan materi dan informasi pekerjaan tapi juga yang mampu mengajari bagaimana menjadi fotografer terbaik. 
Biasanya, kampus-kampus tersebut sudah memiliki jaringan dan relasi dengan industri fotografi. Melalui jaringan tersebut, Anda bisa menggali lebih banyak potensi mengenai hal ini. Ilmu yang bisa didapat antara lain, bertambanya pertemanan dan kemampuan yang semakin meningkat. Oleh karena itu, gunakan kesempatan tersebut sebaik mungkin.
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memasuki dunia kampus. Fasilitas dan peralatan adalah salah satunya. Cari tahu sedetail mungkin mengenai dua hal tersebut. Fasilitas apa yang ditawarkan, peralatan apa saja yang tersedia, bagaimana akses mahasiswa terhadap fasilitas tersebut adalah contoh informasi yang harus diketahui. Jangan sampai ketika pembelajaran sudah dimulai, akan ada masalah sepele mengenai fasilitas. 
Setelah lulus dari kampus dan menyandang gelar sebagai fotografer, paling tidak ada empat kemampuan yang harus dikuasai. Pertama, mampu mengambil gambar yang bagus dan menjual. Kedua, memahami seluk-beluk industri fotografi. Ketiga, memiliki kemampuan memasarkan karya sendiri. Keempat, mampu mendapatkan pekerjaan paling tidak sebagai asisten fotografer profesional.
12. Asisten fotografer
Menjadi asisten fotografer secara otodidak (tanpa melalui jalur kampus), membutuhkan peruangan lebih keras. Pesaing yang dihadapi akan lebih banyak. Tentunya fotografer profesional tidak akan merekrut sembarangan asisten. Di samping itu, fotografer bisa menjadi orang yang paling sibuk sedunia. Dengan menjadi asisten mereka, jadwal kerja Anda mau tidak mau harus mengikuti. 
Namun dibalik perjuangan di atas, pasti manfaat yang diperoleh jauh lebih besar. Selain belajar teknik fotografi, Anda dapat mengetahui bagaimana suatu bisnis dijalankan langsung dari tangan pertama. Bagaimana dia memasarkan bisnisnya, bagaimana cara negosiasinya dengan klien, cara membayar tagihan, relasi dengan model adalah contoh hal-hal yang bisa dikaji secara gratis. Secara tidak langsung, Anda akan memiliki tambah pengetahuan mengenai dasar-dasar bisnis fotografi.
Untuk menjadi asisten fotografer, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan portofolio dan kartu nama. Langkah kedua, kontak orang yang dituju. Bisa dilakukan via email atau telepon. Langkah ketiga, agendakan suatu pertemuan. Meskipun sudah melakukan komunikasi via email atau telepon, bertatap muka secara langsung memiliki dampak yang lebih efektif. Jika Anda mampu merebut hati fotografer tersebut maka karier yang sesungguhnya akan segera dimulai. Jangan lupa asah kemampuan lainnya seperti fotografi digital dan penguasaan Photoshop.
13. Bekerja sama dengan media cetak maupun online
Kerjasama dengan media memberikan dampak yang cukup berpengaruh bagi perjalanan bisnis Anda. Hal ini sudah banyak dibuktikan oleh para fotografer profesional. Sebelum menjadi seorang fotografer profesional, tentunya Anda belum memiliki nama. Seorang fotografer amatir membutuhkan media yang paling tidak sudah memiliki nama di wilayah lokal agar karyanya dikenal banyak orang. Media tersebut dapat digunakan sebagai media promosi.
Bagaimana caranya? Anda bisa menjual karya yang sudah ada ke media tersebut. Kuncinya bukan pada media mana yang akan mempublikasikan karya tersebut tapi lebih pada bagaimana karya Anda terpublikasikan agar diketahui masyarakat. Dalam hal ini, royalti atau balas jasa juga merupakan tujuan utama. 
14. Kompetisi fotografi
Cara lain untuk memperkenalkan karya Anda pada dunia adalah melalui kompetisi. Ikuti sebanyak mungkin kompetisi. Dari sekian banyak yang diikuti paling tidak akan ada satu peluang dimana Anda menjadi pemenangnya. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Manfaatnya cukup banyak. Pertama, secara otomatis dengan ikut kompetisi, keahlian akan terasah. Kedua, teman dan jaringan pasti juga bertambah. Ketiga, jika menjadi pemenang, uang, trofi, dan sertifikat akan menjadi milik Anda.
15. Agen fotografi
Cara lain untuk mempromosikan karya Anda adalah melalui agen fotografi. Tugas mereka memang memastikan bagaimana caranya agar karya para fotografer dapat dipublikasikan dengan baik. Lebih dari itu, mereka tidak hanya ‘menjualkan’ karya Anda tapi juga akan memberikan nasehat mengenai dunia industri dan dunia bisnis. Agen fotografi yang baik akan membantu kliennya bagaimana caranya meraih sukses. 
16. Kursus fotografi lainnya
Sebenarnya ada demikian banyak kursus fotografi di luar sana yang menawarkan berbagai macam layanan. Saking banyaknya hingga sulit untuk menentukan pilihan mana yang terbaik. Bahkan, ada pula lembaga yang menawarkan kursus fotografi paruh waktu yang juga mengajari tentang pemasaran. Jika ada waktu, luangkan waktu untuk mengikuti kursus ini. Pilih yang jam nya tidak terlalu mengikat dengan biaya yang tidak terlalu mahal.
17. Bergabung dengan komunitas fotografi
Jika tidak sempat ikut kursus, tidak ada biaya, materi yang diajarkan tidak cocok, bergabung dengan komunitas fotografi dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan. Ada banyak komunitas yang bisa diikuti baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Jika tidak memiliki kesempatan dan terlalu sibuk, bergabunglah dengan komunitas fotografi di dunia maya. Dalam komunitas tersebut, para anggotanya akan saling memberikan masukan satu sama lain. 
Itulah tadi 17 tips untuk menjadi seorang fotografer profesional. Cukup mudah bukan?  Tidak seperti yang dibayangkan hingga membutuhkan berbagai macam peralatan yang mahal. Yang perlu dilakukan adalah merubah pola pikir untuk menjadi sukses. Jika biasanya fotografer sukses identik dengan diawali peralatan yang mahal, maka perlakukan sebaliknya. Fotografer profesional bisa dimulai dengan piranti yang sederhana. Seiring dengan berkembangnya perusahaan, piranti yang modern akan cukup mudah dibeli. Semoga sukses.