Cara Untuk Mengajari Anak Anda Mengelola Uang

Masih banyak kalangan yang menganggap tak perlu mengenalkan anak kepada uang. Alasannya, karena mereka masih kecil sehingga untuk urusan uang cukup orangtua yang mengetahuinya. Padahal sebenarnya, sejak kecil pun anak sudah harus diajari tentang nilai uang dan bagaimana mengelolanya. Kelak anak akan bisa menghargai usaha keras yang harus dilakukan untuk mendapatkan uang, sekaligus mengatur keuangan, demikian yang disampaikan sorang ahli keuangan keluarga, Safri.
Banyak jenis pendidikan yang mudah untuk diajarkan kepada anak mengenai pengelolaan uang. Akan tetapi dalam hal ini, masih banyak orangtua yang masih bingung harus mulai dari mana dan apa hal pertama yang harus mereka ajarkan.
Semua orangtua menginginkan yang terbaik untuk anaknya, menginginkan anaknya bisa hidup secara mandiri dan tidak manja suatu saat kelak ketika dewasa. Namun ironisnya, karena perasaan yang terlalu sayang sehingga membuat anak menjadi terbiasa dilayani dan kurang berkembang. Walaupun tujuan awalnya sudah tepat, yaitu melatih anak untuk semakin berkembang menuju kedewasaan namun caranya yang kadang masih salah, sehingga mengurangi rasa kemandirian dari sang anak. Seperti halnya ketika orangtua meminta anak untuk mengerjakan suatu hal agar anak itu bisa belajar dari pengalamannya. Ketika ia melakukan kesalahan dari hal yang ia lakukan maka ia akan mengingat dimana letak kesalahannya sehingga ia tidak akan mengulangi kesalahan sebelumnya dan begitu pula ketika melakukan hal yang benar anak itu akan mudah pula untuk mengingatnya dan akan mengulanginya lagi. Disinilah peran orangtua untuk memberikan pelajaran arti dari sebuah hadiah dan hukuman.
Ketika sang anak melakukan suatu hal yang benar maka sepatutnya ia mendapatkan pujian dan hadiah, seperti halnya hadiah berupa uang. Namun setiap hadiah yang diberikan haruslah tidak sama, orangtua harus menentukan seberapa besar hadiah yang akan diberikan dengan tingkat keulitan yang dihadapi si kecil saat menyelesaikan suatu tugas. Sehingga ia akan merasa senang ketika mendapatkan hadiah yang setimpal dengan apa yang telah ia kerjakan dan akan menumbuhkan motivasi pada si anak untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan suatu tugas yang diberikan padanya.
Pemberian hadiah yang setimpal juga harus diimbangi dengan pemberian hukuman yang setimpal ketika ia melakukan kesalahan saat mengerjakan tugas yang diberikan. Namun, pemberian hadiah yang setimpal juga dapat menimbulkan pemikiran si anak bahwa ketika ia menyelesaikan tugas yang berat ia akan mendapatkan hadiah yang lebih mahal atau lebih tinggi nilainya ketimbang setelah ia menyelesaikan tugas yang ringan. Nah, disini orangtua harus menjelaskan betapa beratinya sebuah hadiah yang bermakna akan jauh lebih berarti daripada hadiah yang mahal namun kurang memiliki arti.
Hal yang terpenting selain memberikan hadiah saat si kecil telah menyelesaikan tugasnya adalah jangan selalu memberi anak hadiah atau upah setiap kali melakukan suatu tugas harian. Karena hal itu dapat memberikan pemikiran teradap si anak kalau semua hal harus mendapatkan balasan atau hadiah yang setimpal. Oleh karena itu orangtua harus berperan aktif dalam menentukan kapan harus memberikan hadiah pada si anak dan hadiah seperti apa yang harus diberikan kepadanya. Jikalau setiap hal yang berhasil dilakukan si anak diberikan hadiah, bisa juga menimbulkan rasa manja. Nah, oleh karenanya orangtua juga mempunyai peran penting untuk menanamkan sikap untuk memprioritaskan sesuatu hal yang peting dan tidak penting.
Memilah-milah manakah hal yang harus di prioritaskan pertama, kedua, dan selanjutnya sehingga anak memiliki rasa peduli terhadap apa yang lebih penting atau hal yang lebih wajib. Salah satu langkahnya adalah dengan cara membuat daftar kebutuhan berdasarkan prioritas kebutuhan dan waktu. Seperti halnya orangtua yang mengajarkan kepada si anak untuk memprioritaskan uangnya untuk membelanjakan pada kebutuhan-kebutuhan yang bersifat pokok dan dibutuhkan sesegera mungkin baru menomor duakan kebutuhan pokok yang jangka waktunya tidak sesegera mungkin, bisa ditunda, dan dilanjutkan dengan kebutuhan primer dengan sesuai urutan yang dibutuhkan dengan jangka waktu yang sesegera mungkin sampai dengan jangka waktu yang lama. Selain hal itu, orangtua juga harus menanamkan sifat untuk tidak membeli, menggunakan atau pun mengkonsumsi suatu hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan olehnya seperti membeli pakaian yang tidak dibutuhkan padahal ia sudah mempunyai banyak sekali pakaian di almarinya, ini salah satu contoh pemakaian uang untuk dibelanjakan pada suatu hal yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh si anak.
Menjelaskan prioritas pengeluaran uang pada si anak adalah hal bisa dibilang vital dikarenakan momen ini adalah suatu momen dimana anak akan mendapatkan suatu penjelasan yang jelas kenapa ia harus melakukan hal itu, kenapa harus melakukan pemilahan pengeluaran mana yang harus di prioritaskan olehnya. Sehingga anak akan jauh lebih mengerti dan ia bisa mengembangkannya dan melakukan hal tersebut dengan cara yang ia suka tanpa menyeleweng dari apa yang orang tua jelaskan padanya. Orangtua juga harus mengajarkan lewat tindakan nyata seperti halnya mengajarkan pada si anak untuk menabung. Dan memberikan pelatihan nyata pada si anak untuk menabung juga bersama orang tua dengan membelikan ia sebuah celengan. Dan alangkah baiknya ketika membelikan si anak sebuah celengan adalah dengan mengajaknya ke toko untuk memilih bentuk desain celengan yang ia sukai, sehingga si anak akan lebih termotivasi untuk menabungkan uangnya di celengan yang telah dibelikan padanya.
Celengan disini tidak hanya mempunyai fungsi untuk mengajarkan nilai-nilai menghemat uang, namun juga sikap kedisiplinan dan kejujuran akan tertananam dalam diri si anak karena ia harus disiplin menyisihkan uangnya dan menbungnya di celengan ketika ia memiliki uang yang lebih dan sifat kejujuran dimana si anak di latih jujur utamanya pada dirinya sendiri dan secara umum kepada orangtuanya bahwa ia tetap disiplin mengisi celengannya dan tidak mencoba untuk mengambil atau menggunakan uang yang seharunya ia tabungkan untuk kebutuhan lain yang tidak terdaftar dalam prioritas kebutuhannya.
Selain memberikan hadiah, menentukan prioritas kebutuhan, dan mengajarkan untuk menabungkan uangnya di celengan. Orangtua juga harus terus memantau perkembangan si anak dalam menjalankan apa yang telah di amanahkan kepadanya. Seperti halnya menabung, menjajakan uang saku, membayar pembayaran di sekolah dan berbagai hal lain yang berkaitan dengan keuangan.
Ketika anak mulai terbiasa memegang uang, tiba waktunya orangtua mengajarkan tentang besar kecilnya nilai uang. Mungkin bisa dimulai dari uang seratus hingga seribu rupiah. Lalu pelan-pelan kenalkan lima, sepuluh ribu, sampai duapuluh ribu rupiah.